Minggu, 21 April 2013

Jelaskan pemanfaatan konsep kelimpahan, intensitas dan prevalensi, disperse, fekunditas, dan kelulushidupan dalam kaitannya dengan penetapan hewan langka!


Tinggi rendahnya jumlah individu populasi suatu spesies hewan menunjukkan besar kecilnya ukuran populasi atau tingkat kelimpahan populasi itu. Kelimpahan populasi suatu spesies mengandung dua aspek yang berbeda, yaitu aspek intensitas dan aspek prevalensi. Intensitas menunjukkan aspek tinggi rendahnya kerapatan populasi dalam area yang dihuni spesies. Prevalensi menunjukkan jumlah dan ukuran area-area yang ditempati spesies dalam konteks daerah yang lebih luas (masalah sebaran).
Suatu spesies hewan yang prevalensinya tinggi (=prevalen) dapat lebih sering dijumpai. Spesies yang prevalensinya rendah, yang daerah penyebarannya terbatas (terlokalisasi) hanya ditemui di tempat tertentu.
Pengetahuan fekunditas merupakan salah satu aspek yang memiliki peran penting dalam kelangsungan hidup hewan  dimana fekunditas berkaitan erat dengan studi dinamika populasi, produksi serta  stock recruitment. Nilai IGS tersebut akan mencapai batas kisaran maksimum pada saat akan terjadinya pemijahan. Pemijahan sebagai salah satu bagian dari reproduksi merupakan mata rantai daur hidup yang menentukan kelangsungan hidup spesies. Penambahan populasi hewan langka bergantung pada keberhasilan pemijahan. Untuk mempertahankan kelangsungan hidup hewan langka maka diperlukan pengawasan dari pemerintah agar hewan langka tidak punah dan tidak membiarkan perburuan liar yang mengakibatkan hewan langka punah bisa juga membuka konservasi perlindungan hewan-hewan langka.
Badak Jawa dan Jalak Bali bersifat endemic dan merupakan spesies langka yang terancam kepunahan. Kategorisasi status spesies dengan memperhitungkan dua aspek tersebut sangat penting terutama dalam menentukan urutan prioritas perhatian dan untuk melakukan upaya-upaya kelestarian spesies hewan langka yang terancam punah.
Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar