Tinggi rendahnya jumlah
individu populasi suatu spesies hewan menunjukkan besar kecilnya ukuran
populasi atau tingkat kelimpahan populasi itu. Kelimpahan populasi suatu
spesies mengandung dua aspek yang berbeda, yaitu aspek intensitas dan aspek
prevalensi. Intensitas menunjukkan aspek tinggi rendahnya kerapatan populasi
dalam area yang dihuni spesies. Prevalensi menunjukkan jumlah dan ukuran
area-area yang ditempati spesies dalam konteks daerah yang lebih luas (masalah
sebaran).
Suatu spesies hewan yang
prevalensinya tinggi (=prevalen) dapat lebih sering dijumpai. Spesies yang
prevalensinya rendah, yang daerah penyebarannya terbatas (terlokalisasi) hanya
ditemui di tempat tertentu.
Pengetahuan fekunditas
merupakan salah satu aspek yang memiliki peran penting dalam kelangsungan hidup
hewan dimana fekunditas berkaitan erat
dengan studi dinamika populasi, produksi serta
stock recruitment. Nilai IGS
tersebut akan mencapai batas kisaran maksimum pada saat akan terjadinya
pemijahan. Pemijahan sebagai salah satu bagian dari reproduksi merupakan mata
rantai daur hidup yang menentukan kelangsungan hidup spesies. Penambahan
populasi hewan langka bergantung pada keberhasilan pemijahan. Untuk
mempertahankan kelangsungan hidup hewan langka maka diperlukan pengawasan dari
pemerintah agar hewan langka tidak punah dan tidak membiarkan perburuan liar
yang mengakibatkan hewan langka punah bisa juga membuka konservasi perlindungan
hewan-hewan langka.
Badak Jawa dan Jalak Bali
bersifat endemic dan merupakan spesies langka yang terancam kepunahan.
Kategorisasi status spesies dengan memperhitungkan dua aspek tersebut sangat
penting terutama dalam menentukan urutan prioritas perhatian dan untuk
melakukan upaya-upaya kelestarian spesies hewan langka yang terancam punah.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar